KESMEN 9
Hubungan Interpersonal
A. Model-model hubungan
interpersonal
Model
Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan
model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh
analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal
dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau
dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang
dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat
berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi
dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan,
dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan
efekefek tidak menyenangkan.
Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan
orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang
melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan
disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer,
menyilang, dan terselubung. Teori Analisis Transaksional mendasarkan pada
decisional model artinya setiap individu mempelajari perilaku yang
spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan
kehidupannya.
B. Memulai Hubungan
Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting
dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi
terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan
gabungan tentang orang lain.
Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap
orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara
keseluruhan”. Sears dkk. (1992) membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu
model penyamarataan dan model menambahkan. Konsistensi.
Festinger dkk (1950) menunjukkan bahwa ketertarikan dan kedekatan hubungan
tidak hanya tergantung pada jarak fisik yang nyata, melainkan juga karena ‘jarak
fungsional’. Jarak fungsional menunjuk pada aspek desain arsitektur yang
memungkinkan beberapa orang bertemu lebih sering. Efek keakraban terjadi karena
familiaritas (efek eksposur semata-mata). Semakin sering kita mengalami
eksposur suatu stimulus, semakin besar kecenderungan kita menyukainya.
C. Hubungan Peran
Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke
taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan
tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi
pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan.
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah
intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya.
Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the
presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua
pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah
pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain
sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran
didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
D. Intimasi dan Hubungan
Pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen
emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan,
menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi
yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang
yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab,
hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan
dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang
yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan
dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.
E. Initmasi dan
Pertumbuhan
Pada tahap remaja dewasa, dalam teori Erikson, individu akan mengalami
tahap Intimacy vs Isolation. Dimana intimasi akan tumbuh dengan adanya cinta.
Cinta ada ketika individu telah mengenal dirinya sendiri sebagai suatu
identitas. Namun kenyataannya, takut akan terikat dan komitmen menjadi hal yang
paling banyak dialami oleh orang pada tahap ini, sehingga menimbulkan sikap
tidak terlalu tergantung pada bentuk hubungan dekat apapun, khususnya hubungan
romantic, sehingga menimulkan perilaku isolasi.
Apapun alasan untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta.
Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses
menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Referensi :
Riyanti, B.P.Dwi, Hendro, Prabowo. (1998). Psikologi Umum 2.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Komentar
Posting Komentar