STRESS (Kesehatan Mental mingggu 8)
STRESS
A. PENGERTIAN
STRESS
Stres
adalah situasi ketegangan/tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang
menghadapai tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan. Dan adanya
kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi,pikiran, dan
kondisi fisik seseorang. Ketegangan dapat mengacu pada perasaan tidak tenang
kekhawatiran dan kegelisahan yang dialami seseorang, yang dapat berakibat pada
pikiran,emosi, dan kondisi fisik, misalnya gemetar, lemas, dan lain lain.
Stres
merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial
individu tersebut (Sarafino 2006).
Baron
dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stres merupakan respon terhadap persepsi
kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial
menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.
Menurut
Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat
merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan
beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber
stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis.
Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap
peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang
dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil
manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).
Stressor yang
sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang
positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan
mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat
menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif.
Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul
(Selye, 1956).
Penilaian
kognitif bersifat individual differences, maksudnya adalah berbeda pada
masing-masing individu. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian
kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk
menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi
yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah ketidaksesuaian
antara situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan
lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial
membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi
kemampuan individu untuk melakukan coping. Jadi, stres adalah suatu keadaan
yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau
lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
Efek-efek stress menurut Hans
Selye
Hans
Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh
terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation
Syndrome (GAS).
o Local
Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh
menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya,
dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik
dari LAS :
- Respon
yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
- Respon
bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya
- Respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
- Respon
bersifat restorative.
Sebenarnya
respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti
yang diuraikan dibawah ini :
- Respon
inflamasi
Respon
ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri
hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat
dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.
- Respon
refleks nyeri
Respon
ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
o General
Adaptation Syndrom (GAS)
GAS
merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang
terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di
beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
- Fase
Alarm (Waspada)
Melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda
fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh
terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun.
Fase
alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan
hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan
individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula
darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi,
teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung
meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan
meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas
hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan
atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila
stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
- Fase
Resistance (Melawan)
Individu
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi
fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau
normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah,
cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika
ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka
individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan
tenaga.
- Fase
Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan
fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian.
Tahap
ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi
menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap
stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.
Faktor-faktor individual &
sosial penyebab stres :
Faktor pribadi
Stres
juga dapat dihasilkan sendiri. Internal penyebab stres mencakup sikap pesimis,
harga diri yang rendah, kemarahan yang berlebihan atau tersembunyi, kurangnya
ketegasan, harapan yang tidak realistis dari orang lain dan Self-kritik.
Faktor-faktor
pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi,
sertakepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei
nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan
keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya
hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa
contoh masalah hubungan yang menciptakan stres.
Masalah
ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala
pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi
kerja karyawan. Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa
gejala-gejala stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar
merupakan varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan
kemudian. Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian
orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi
aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor
individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar
seseorang. Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan
bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.
Menurut
Hans Selya membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan,
a.
Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang,
menantang, dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat
positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress
merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi
diatasi
c. Optimal
stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan distres,
merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi
masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan
produktivitas kerja dan berani bersaing.
Faktor lingkungan
Selain
memengaruhi desain struktur sebuah organisasi ketidakpastian lingkungan juga
memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus
bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan
pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk
Sebuah
lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak
nyaman dapat menghasilkan situasi stres (respon penerbangan) hormon dan bahan
kimia tetap dirilis di aliran darah untuk jangka waktu yang panjang. Ini hasil
dalam gejala stres fisik terkait seperti otot tegang, kecemasan tidak fokus,
pusing dan tingkat peningkatan nadi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah
yang dilanda perang, stres mungkin tak henti-hentinya.
Hubungan
menuntut kesehatan mental. Masalah dengan teman dan anggota keluarga adalah
penyebab stres yang valid. Perselisihan perkawinan, hubungan disfungsional,
remaja pemberontak, atau merawat anggota keluarga yang sakit kronis-atau anak
dengan kebutuhan khusus memaksa pikiran dan tubuh berada di hampir konstan
alarm-negara dalam persiapan untuk melawan atau melarikan diri. Hal ini juga
dapat meningkatkan risiko penyakit psikosomatis akut dan kronis dan melemahkan
sistem kekebalan tubuh manusia.
Tekanan
di tempat kerja Dalam karir-didorong kerja masyarakat kita dapat menjadi sumber
stres. Stres kerja disebabkan oleh hal-hal seperti ketidakpuasan kerja, cukup
membayar, politik kantor, tenggat waktu pertemuan, dan konflik dengan rekan kerja.
Faktor-faktor ini dapat memicu kondisi stres.
Situasi
sosial dapat menyebabkan stres. Kemiskinan, tekanan keuangan, ras dan
diskriminasi seksual atau pelecehan, isolasi, dan kurangnya dukungan sosial
yang merugikan semua perasaan diinduksi dan kecemasan.
B. Ada
beberapa jenis-jenis/ tipe-tipe stressor psikologis (dirangkum dari folkman,
1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1 Tekanan
(pressures)
Tekanan
terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah
sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self
esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa
tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2 Frustasi
.
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu
mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap
situasi yang mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan
maupun depresi.
Konflik
Konflik
terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua
atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a
Approach – approach conflict, terjadi apabila individu harus satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang sulit menentukan
keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul
akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil.
Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
Avoidence – avoidence conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama- sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda
yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain
ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti.
Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan
waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memilki
konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Approach – avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek
yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir
merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak
tanpa rokok
Berdasarkan
pengertian stressor diatas dpat disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan sosial
yang menjadi penyebab dari kondisi stres.
C. Symptom
Reducing Responses terhadap Stress
1. pengertian symptom
-reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction
Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada
objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria
tersebut ke dalam pribadinya.
Reaksi Konversi
Secara
singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya
menjadi pucat berkeringat.
Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh
bosnya tadi siang.
Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata "Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang
berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D. Pendekatan
Problem Solving terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metodebiofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan
sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana
keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini
akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada
Tuhan).
Strategi
Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan
stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut
Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1.
Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah
istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping
yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2.
Coping yang berfokus pada emosi (problem focused coping) adalah
isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan
respon terhadad situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan
menggunakan penialaian defensif.
Strategi
Penanganan stress denagn mendekat dan menghindar
1.
Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif
untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress
tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang
ditimbulkannya secara langsung.
2.
Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif
untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul
dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber:
:
Dewi,
Kartika Sari. (2012). BUKU AJAR: KESEHATAN MENTAL. Semarang:
UPT UNDIP
Press.
Riyanti,
B.P. Dwi., Hendro Prabowo. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Komentar
Posting Komentar